Cemooh

oleh Hendro Prabowo

Apa korelasi secara gathuk entuk antara Nietzsche, Einstein, daun Sembukan dan fenomena Kangen Band ? Jawabnya adalah musik. Seperti yang kita ketahui, bagi Nietzsche, tanpa musik hidup adalah suatu kekeliruan. Anehnya, bagi Einstein, semesta ini adalah musik. Partikel yang ada di semesta ini tidak bergerak dalam pola lingkaran atau statis ketika mereka berputar. Tapi bergerak seperti dawai gitar yang sedang dipetik. Orkestra terbesar adalah semesta.
Jangankan hidup dengan benar, seandainya semesta ini tidak bermusik maka tidak ada yang namanya kehidupan. Berlebihan ? Mungkin. Lalu apa hubungannya dengan daun Sembukan dan fenomena Kangen Band ? Daun Sembukan merupakan partikel – partikel yang secara dahsyat, luar biasa dan sophisticated berkumpul membentuk suatu tumbuhan yang baunya sangat busuk. Daun Sembukan sering dijadikan bahan lelucon untuk segala macam bau yang dikeluarkan oleh manusia. Secara asas kepatutan dan kenyamanan, kita patut dan terasa nyaman mencemooh daun Sembukan. Tapi ada juga yang suka mengkonsumsinya sebagai lalapan.
Begitu juga dengan Kangen Band and their ganks. Kita patut dan terasa nyaman untuk mencemooh cara bermusik mereka. Partikel – partikel yang bernama lirik, tehnik bermain, performa panggung, vokal, distorsi, gelombang frekuensi dan energi yang dihasilkan dan dikumpulkan oleh Kangen Band sangatlah busuk. Kita juga sering mendengar olok – olok yang rujukannya dari Kangen Band. Tapi ada juga, banyak malah, yang mengidolakan mereka.
Bagi kita yang berada di dunia teater dan sering bergumul dengan yang namanya “ proses “ tentu bisa untuk memahami proses penciptaan. Sebagai manusia, tidak ada yang sempurna dalam tahap awal penciptaan. Seiring dengan berjalannya waktu, hasil seni tersebut akan membaik dan bagus. Salah dua dari identitas teater epik - nya Bertold Brecht adalah ruang diskusi dan laboraturium. Jika saja ada cemoohan yang datang menghampiri, anggap saja itu angin perhatian. Lebih baik diperhatikan dengan cemoohan daripada diacuhkan sampai mati. Mbak I’enk pernah bilang, teruslah bernyanyi walau suaramu fals asal tetap terus ada apa yang namanya proses penciptaan.

0 komentar:

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template