Bikin - Bikin

oleh : Hendro Prabowo


“ Bikin – bikin “ adalah term dari sebuah event pentas rutin tahunan Teater SOPO yang mengeksplorasi sisi keaktoran, artistik dan pengorganisasian teater untuk kemudian dipresentasikan ke dalam wujud berbagai macam pentas. Karena mengedepankan kata “ eksplorasi “ itu tadi maka “ Bikin – bikin “ bisa berlangsung lebih dari satu hari. Yang per harinya bisa ada dua sampai empat pertunjukan.

Tempatnya pun tidak terikat hanya pada satu ruangan saja, tapi bisa di luar ruangan atau berpindah tempat. Begitu juga dengan personil. Jika pementasan pertama seorang anggota menjadi aktor utama, hari kedua dia bisa menjadi pemegang alat musik. Atau menjaga parkiran. Pada intinya “ Bikin – bikin “ adalah keriuhan Teater SOPO.

Tapi apakah hanya itu saja maksud dari para orang tua dulu ketika membikin “ Bikin – bikin ? “ Setelah di – gothakgathuk entuk, “ Bikin – bikin “ ternyata agak nyrempet ke teater eksperimental – nya Bertolt Brecht, teater epik. Paling tidak nyrempet pada efek yang ditimbulkan. Yaitu efek pengasingan.

Efek pengasingan dalam teater epik Brecht bertujuan untuk mengasingkan penonton dari pertunjukan, sehingga mencegah timbulnya perasaan terbawa emosi dari penonton yang mematikan daya kritis. Penonton pun tetap sadar bagaimana karakter dan peristiwa – peristiwa dalam pertunjukan teater tersebut.

Efek pengasingan menyajikan sebuah pengalaman yang sudah akrab dalam kemasan yang tidak akrab sehingga penonton masih dapat memikirkan tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian yang sepertinya alamiah ternyata by design oleh para personil teater. Ini kebalikan dari teater borjuis yang disuguhkan dengan baik oleh para sineas – sineas kita khususnya sineas opera sabun.

Teater borjuis berusaha untuk memanipulasi tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian yang sama sekali aneh, mengemasnya dalam ilusi realitas, dan mencekoknya pada penonton yang pasif. Ingat kasus Lely Sagita yang mulutnya dikruwes oleh penonton pertunjukannya ? Nah, peng – kruwesan tadi adalah efek yang ditimbulkan oleh teater borjuis, efek pembodohan.
Dengan demikian, teater epik bukanlah ladang penyemaian fantasi penonton, melainkan lebih merupakan arena yang dihasilkan dari persilangan antara laboratorium, arena sirkus, aula musik, gelanggang olah raga dan ruang diskusi.

0 komentar:

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template