Kami Berekspresi

PERANGMU DIMULAI

Hari ini lahirnya Sang Prajurit
Hari ini pula hilangnya PEPERANGAN

Untuk dia yang kehilangan perang
bukan karangan bunga
bukan bintang jasa
untuk dia prajurit yang terlahir hari ini
untuk dia prajurit yang kehilangan perang hari ini

Dua pedang untukmu
Empat mata tajam untukmu namun bukan samurai atau asoka

Dua matamu untuk 2 mata tajamnya
Dua kakimu untuk mata tajam yang lain

Lalu lehermu
Gantungkan di kain panji panjimu
Prajurit

(ditulis oleh: Dee, 4 Maret 2011)




"KLUTIK..KLUTIK..KLUTIK"

Cethik...Cethik...Cethik...
Tepat di parking box stasiun nenek itu meraba isi tas koper warna magenta miliknya. Tangannya menimbulkan suara yang cukup jelas, karena stasiun cukup senyap. Sejenak wanita paruh baya itu heran, ternyata dia bermaksud mencari telepon genggam,tetapi yang didapat adalah seikat TNT dengan timer yang seduri tapi berdetik.
Cukup jelas terlihat, walau jarakku dengannya lebih dari 50 meter, timer itu tinggal sebentar lagi. Namun, nenek itu mengira itulah HP nya,sembari mulai menekan tombol tombol tak karuan dan tergesa, secepat jantungku berdetak hebat.
Dan....darahku berdesir!!

*Dua orang anak...
Saling berebut sebungkus roti..
Bungkusnya sudah sangat lusuh,
seperti baju mereka...
di antara gedung bertingkat
mereka berlarian riang,
Oh..padahal depan mereka
ada 2 makhluk asing,
wujudnya bukan manusia
matanya bercahaya hijau
dalam kegelapan....!!!

(ditulis oleh: tyok)




ANTARKAN AKU KE CELAH BUMI KELAK
Ketika bercakap dengan dedaunan pagi ini.
Melayang, menyelusup celah parinya,
Menajamkan mata, memejam pekat hijaunya...
Bening menyapa setelah lagi mata terbuka

"Kata Mereka Diriku Selalu Dimanja"
"Kata Mereka Diriku Selalu Ditimang"

Daun pintu berteriak lagi.
Membanting dirinya,menutup untukku
Menunggu memancarkan air dari celah pandangan
Sementara,
Daun telinga menyisir kegelapan
Celoteh kesana kemari memanggil
Berisik usik usik..menarik

Antarkan aku dengan merehmu
Bukan abu abu yang kuinginkan
Menangislah kau dengan putihmu
Bukan kuningmu mengiring
Bergembiralah kau dengan hitammu
Bukan warna merahmu.

(Ditulis oleh: dee bin Pujiono)




RETORIKA

Retorika
lagi
Retorika
lagi
Retorika
Hentikan sekarang!

Insyaalah berarti tidak

Retorika
lagi
Retorika
lagi
Retorika
Hentikan sekarang!

kasihan PARE terlalu pahit di hatimu
kalu pare ada di tubuhmu, mau kau kemanakan empedumu?
kasihan JERUK terlalu kecut di mulutmu
kalau jeruk di mulutmu, mau kau kemanakan raut muka kecutmu?
kasihan APEL terlalu manis di mulutmu
kalau apel ada di mulutmu, kau kemanakan manis bibirmu?

Retorika
Beretorika
Meretoritakan
Ada saatnya, kapan?
kau akan mengerti jika kau lupakan RETORIKA...

(ditulis oleh: MELAWAN ADAT PERUSAK SWASANA DEE.H.Bin Pujiono)





KELAKAR KEMATIAN

Terlalu lama kau hisap nafas sulfur tanah ini
Tapi terlalu cepat kau tamak dalam angkara terselubung ini.

Semakin cepat kau pacu jantungmu, semakin cepat pula anjing-anjing bermata merah mengincarmu..
Surga telah terbakar, nak…

Tapi kau belajar dari nistamu..
Neraka menutup dirinya..

Kekalahan atau kemenangan
Mengalah belum tentu kalah, dan menang belum tentu emas tekalung dileher

Tak ada embun pagi, Tak ada senja, tak ada kehidupan,
Hanya kegelapan yang menyertai..

Lepaskanlah, nak.. Semua kenanganmu..
Percaya dan ikhlaskanlah

Tertidurlah, nak…
Tak akan ada sakit lagi

Nafasmu fana, langkahmu gontai,merdekalah,gelap kan menjemputmu
Nafasmu fana, langkahmu gontai,merdekalah,gelap kan menjemputmu
Nafasmu fana, langkahmu gontai,merdekalah,gelap kan menjemputmu
Nafasmu fana, langkahmu gontai,merdekalah,gelap kan menjemputmu

(ditulis oleh: FLYAWAY, 25 Maret 2011)

2 komentar:

endipiran mengatakan...

wao...fantastic puisinya, saya ikut nimbrung dong sebait puisi
kiranya ia mencium aku dengan kecupan
karena cintamu lebih nikmat daripada anggur
harum bau minyakmu
bagaikan minyak yang tercurah namamu
oleh sebab itu gadis-gadis cinta padamu

Teater SOPO mengatakan...

terimakasih atas apresiasinya..
mari menulis dan tetap berkarya :)

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template