Kami Berkarya






Karena Hujan Tak Pernah Reda

Aku berjalan dalam kegelapan, kesunyian menjadi-jadi. Ku lihat setitik cahaya di ujung sana, di ujung jalan kota kecil ini.
Jauh ku terbayang sebuah tempat berlapiskan permata, aku menyapa.
Ku buka sebuah pintu besi yang kokoh tertutup, cahaya menyilaukan mataku, pedih dan haru. Lama ku bersarang di dalamnya. Lama ku berdiam. Tak terarah dalam kilaunya, sudah cukup ku pahami, sudah cukup ku abadikan.
Lelah ku juga menyebabkan tekanan, aku hanya membuka jendela, mereka menjerit. Namun sekilas ku lihat dari lubang itu, kebun terpampang hijau mendatar.
Aku benar-benar tak bisa diam, aku coba untuk berontak! Teriak! Aku lewat sebuah celah, aku lihat dunia ini, lebih bercahaya namun lebih berbahaya, namun aku tidak takut, aku keluar dan bermain, ya, hanya bermain.
Dan pagipun berubah menjadi senja, senja berganti menjadi malam. Di saat itu ku temukan cinta, lara dan rindu pada saat itu juga kusadari hujan tak pernah reda. Kau tidak perlu mengerti apa yang kupikir dan tulis. Kau hanya bisa membaca dan bertanya.

(Ditulis oleh: iyudkenyod)



Kita Terdiri Dari Berbagai Warna

Jalan ini terlalu panjang
Terlalu jauh jika harus kutempuh sendiri
Itulah mengapa aku memilih ikut gerbong ini
Di sinilah kita bertemu
Di sinilah kita berbagi
Di sinilah kita saling mengerti
Mencoba saling peduli
Meski selalu saja saling memaki
Lahir dengan akal yang sama
Tumbuh dengan kesempatan yang sama
Namun dirimu terlalu angkuh
Berlebih-lebihan
Kau mungkin terlalu terang menyalakan lampumu
Memang bagus mungkin,
Tapi itu terlalu menusuk mata, mataku!
Jika sanggup,
Ku remas saja lampumu supaya padam
Bukannya membatasi imajinasimu
Bukan juga menyalahkan kemampuanmu
Hanya sekadar mengingatkan
Satu warna tidak bisa disebut sebagai pelangi
Dan pelangi akan lebih indah,
Jika banyak warna bersatu
Sebutlah diri kita sebagai pelangi
Dan kau akan mengerti

(Ditulis oleh: iyudkenyod)




Anak-Anak

Aku harap
Aku adalah anak-anak
Yang bebas berekspresi
Tanpa peduli
Apa kata orang lain

Aku harap
AKu adalah anak-anak
Yang selalu jujuar
Dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan
Yang tidak munafik
Dan haus akan kebenaran

Aku harap
Aku adalah anak-anak
Yang dapat dengan mudah memaafkan
Dan menghapus kesalahannya sendiri
Apabila diberi kesempatan memperbaiki diri

Aku harap
AKu adalah anak-anak
Yang selalu ceria dan penuh tawa
Yang akan selalu memberi
Penghiburan diri
Pada temannya yang bersedih hati

Sayangnya,
Anak-anak adalah
Sosok yang kupendam
Dalam kuburan bernama kedewasaan

(Ditulis oleh: Budi "Write on Silence")



Terselubung

Saat membaca
Kau melihat tulisan
Tapi tidak dengan kertasnya

Saat bernyanyi
Kau keluarkan suara
Tapi tidak merasakan nada

Saat menulis
Kau tahu kalimat-kalimat terbentuk
Tapi tidak maknanya

Saat kehujanan
Kau tahu tubuhmu basah
Tapi kau tak merasakan
Sentuhan air

Saat bercermin
Kau melihat wajah
Tapi tidak melihat ekspresi

Saat menatap orang
Kau melihat tubuh
Tapi tidak dengan jiwanya

Dan,
Saat kau mendengar ceritaku
Kau tahu aku kesepian
Tapi kau tak tahu
Bahwa kau yang kubutuhkan

(Ditulis oleh: Budi "Write On Silence")




Ku Harap Kau Kertas

Aku harap
Kau adalah kertas
Yang bisa ku isi dengan puji-pujian
dan lagu-lagu keindahan
Tak perlu kugunakan
Bahasa kiasan
Untuk menggambarkan
Rasa cintaku padamu
Karena tak ada yang lebih indah
Untuk menggambarkan apa itu cinta
Selain dirimu
Yang terlihat di depan mata
Yang senantiasa memancarkan
Keindahan jiwa manusia
Lagipula,
Bukankah kertas itu putih?
Aku tak kan mau menodainya
Dengan kata yang tak jujur adanya

Aku harap
Kau adalah kertas
Yang rela kuberikan coretan
Sampai lembaranmu penuh
Yang tidak mungkin tega kugores
Dengan tulisan dan gambaran tanpa makna
Yang selalu rajin kulihat dan kubaca
Sehingga tak perlu kucari kertas lainnya
Untuk kutulisi dan kugoreskan tinta

Tapi,
kenyataan mengatakan
Bahwa kau menusia
Keaslian berbisik
Bahwa kau wanita sesungguhnya
Semua itu membuatku
Bahkan tak berani menjamahmu
Karena kau
Jauh lebih berharga dari kertas
Seandainya pun engkau itu kertas
Aku tak tahu
Apakah aku penulismu yang pantas

(Ditulis oleh: Budi)



Pergi Darimu

Ungkapkan masalah
lalu selesai
Keluarkan keluhan
lalu pergi
Mengapa sekarang kau berbasa-basi?
Merasa tak enak hati?
Mengapa baru saat ini?

Aku mendengar
lalu aku menghampiri
ketika kau memanggil
Tapi kau tak pernah hadir
bahkan ketika aku berteriak
Padahal
tak banyak inginku
Sekadar bercakap-cakap
atau hanya saling menatap
Walau hanya sekejap

Dulu,
Kau tak pernah tau
Sekarang,
Kau tau
Tapi tidak mau mengerti

Sebaiknya ku tinggalkan saja tempat ini
Supaya saat kau mencariku di sini
Aku sudah tak ada lagi

Sebaiknya aku berlari kencang
ke tanah yang lapang
Berharap tak kan lagi menoleh ke belakang
ke arahmu
Yang pernah membuatmu melayang

(Ditulis oleh: Budi)



Khayangan Khayalan

Hanya perasaan-perasaan
Yang berjalan beriringan teratur
Perlahan mempercepat langkah ketika itu
Berlari hingga tertinggal mereka

Logika

Logika-logika terbuang di belakang
Tercecer berserak
Serakah? Hak SERA
Mengalun tak berdering
Hanya berdengung di belakang

Belakang, belakang, belakang
Belakangan buta dan tuli
Belakangan lupa dan tuli
Belakangan mati

Mati semoga saja di syurga
Semoga hanya harapan-harapan
Harapan berharap-harap

PARAH

(Ditulis oleh: Dee Melawan Adat)



Senandung Resah

Hitam...Hitam...Hitam
Berkuasalah kegelapan
Iblis...Iblis...Iblis
Berkalung tulang
Bersemayam dalam jiwa pendusta

Kuku...Kuku...Kukumu
Terlalu erat mencengkeram nafas kami
Darah...Darah...Darah
Tertumpah dalam tanah tanah tak berdosa

Jiwa...Jiwa...Jiwa tenang
Berikan kami cahaya
Jiwa...Jiwa...Jiwa tenang
Sedikit saja berikan kami cahaya!!

(Ditulis oleh: FLYAWAY)

Karena Aku Kuasa:Praktika Karnivora


Aku datang dari dunia yang tak kau ketahui keberadaannya
Aku jauh berasal dari alam bawah sadarmu
Terlahir dari kebencian dan ketamakan
Nafsu membunuhku semakin besar, seiring taring tajamku yang mulai tumbuh

Aku adalah bencana, tak ada kabar baik untukmu
Tak ada emas, tak ada kejayaan, tak ada kepercayaan
Kau lihat tanduk emas di kepalaku?
Tak ada yang bisa menandinginya, karena aku adalah Kuasa!!

Aku lebih dari dewa kematian, lebih dari malaikat penjaga neraka
Karena aku adalah Kuasa!!

Kubiarkan hijau jadi arang, biru jadi debu
Kubiarkan panas membakarmu, kubiarkan dingin membekukanmu
Setiap rintihan air matamu tak mampu menghentikan derasnya hujan hari ini, sayang...
Karena aku adalah Kuasa!

Tunggulah hingga matahari terbit dari barat
Tunggulah hingga raungan kebencian dari langit terdengar lantang
Waktu itu kau akan tahu betapa tak berharga dan bodohnya dirimu

Aku 'kan berdiri di sini hingga ragamu mati
Karena aku adalah Kuasa dari dirimu.

(Ditulis oleh: FLYAWAY)

0 komentar:

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template