@Art Edu Care

Tanggal 4 Maret 2012, ketika Anda sedang jalan-jalan atau bersepedaan di Car Free Day, dan melintas di depan Sriwedari, pasti Anda akan bertanya, "Ada apakah ini? Kok rame-rame, make up-annya kok sangar gitu?". Jika Anda berkomentar seperti itu, maka alasan Anda berkomentar seperti itu karena Anda melihat kami. Separuh jalan Slamet Riyadi dipadati oleh penonton yang nampaknya "kagum" terhadap kami. Kami menjadi merasa "sesuatu" karena tidak sedikit penonton yang mengabadikan pentas kami dengan menggunakan kamera HP mereka. Berasa menjadi artis saja.

Ya, tanggal itu adalah saat ketika kami mengisi sebuah acara yang diselenggarakan oleh teman-teman FKIP Seni Rupa UNS. Sebuah acara dengan judul "Art Edu Care", yaitu acara pameran seni rupa berskala nasional. Acara tanggal 4 Maret tersebut merupakan pre event-nya sementara event-nya berlangsung beberapa hari kemudian. Event tanggal 4 Maret tersebut berlangsung di dua tempat yaitu Car Free Day dan di salah satu mall di Kota Solo ini. Kami memilih untuk pentas di Car Free Day karena kami tahu antusiasme warga ketika ada sebuah perform di Car Free Day sangatlah besar. Ini juga merupakan ajang untuk memperkenalkan Teater SOPO ke khalayak umum. Selain itu dalam pentas kali ini yang mendapat jatah main terbanyak adalah teman-teman baru 2011. Selain untuk mengisi "kekosongan" juga untuk mengenalkan mereka kepada suasana kecil proses dan pentas.

Sebuah pentas berjudul "Karma" menjadi debut bagi Riswanda sebagai sutradara pementasan ini. "Karma" adalah sebuah karya yang menyadarkan kita tentang jarak yang terbentang jauh antara kaum rural dengan penguasa. Dan tak jarang, penguasa sering mengeksploitasi kaum rural sebagai alternatif mereka mendapatkan materi. Tak jarang pula mereka melakukan kejahatan yang biasa disebut dengan white colar crime. Dalam penggarapannya, Riswanda menampilkan 3 tokoh penting yang ia sebut dengan "Ratu Adil". Ratu Adil merupakan representasi dari "pemimpin yang benar-benar pemimpin". Akan tetapi pada suatu kondisi, Ratu Adil mengalami suatu disfungsi dan bertindak menjadi amoral ketika sebuah benda bernama uang telah merasuki pikiran. Pun begitu dengan kaum rural dan penguasa, ketika uang mendominasi pikiran, hanya hal-hal irasionalah yang menggelayuti pikiran. Dan sejak itu terjadi, halusinasi akan sebuah fatamorgana bernama kekuasan akan diperebutkan. Mereka saling sikut demi mencapai "puncak". Ketika hal-hal yang menjadi halusinasi mereka tidak tercapai maka hanya akan ada kesengsaraan yang dijumpai.


Untuk melihat galeri foto silakan klik di sini.

0 komentar:

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template