Tentang Seksualitas

oleh : Gondrong

Dulu, ketika awal – awal Teater SOPO terbentuk, ada sebuah peraturan tidak resmi yang berisi bahwa antar anggota SOPO tidak boleh melakukan hubungan percintaan. Bahkan di teater fakultas lain, peraturan tersebut masuk dalam AD / ART. Pertimbangannya adalah rasionalisme semata.

Logikanya begini, teater itu kan selalu bersinggungan dengan emosi dan rasa dalam berproses – teaternya. Sedangkan dalam menjalankan organisasi dibutuhkan nalar yang jernih. Ditakutkan jika sampai ada rasa erotics muncul, hal tersebut akan mengganggu jagad mikro kosmos individu dan makro kosmos organisasi teater. Kalau orang sedang jatuh cinta, bolehnya dunia ini milik pasangan tersebut, yang lain in de kost.

Tapi sekali lagi jaman bergulir. Michel Foucault itu benar. Revolusi seksual kecil – kecilan muncul di tubuh Teater SOPO. Mulai ada percintaan sesama anggota teater. Kemudian individu – individu yang ber- erotics itu semakin banyak. Bahkan ada yang melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tidak masalah sih sebenarnya. Cuma masih ada saja yang selalu bersifat sinis melihat fenomena tersebut.

Padahal revolusi seksual itu rak sebanarnya bagus to ? Wong itu merupakan bentuk perlawanan terhadap kapitalisme dan kekuasaan isme – isme lainnya. Pendekatan rasional dalam organisasi itu rak kapitalisme nyekek to ? Adam Smith mbah-nya kapitalisme itu bilang kalo keuntungan tertinggi adalah jika individu – individu bekerja secara maksimal demi tercapainya sukses kelompok. Padahal sudah muncul John Nash peraih Nobel Matematika itu. Yang bilang bahwa keuntungan tertinggi tercapai jika baik individu maupun kelompok sama – sama diuntungkan.

Seksualitas memang berjalan ambigu ( bukan ambivalen ). Ada sisi negatif yang muncul ketika seksualitas itu diumbar tanpa memperhatikan “ pengelolaan tubuh “ yang baik. Hal itu dinamakan patologis seksualitas. Tetapi jika “ pengelolaan tubuh “ itu sudah dapat dijalankan oleh individu – individu dalam teater, mbok ya biar mereka pada saling jatuh cinta. Mbok ya biar mereka melakukan pengalaman erotics tersebut. Mbok ya biar…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

we lha... bentuk perlawanan terhadap kapitalisme??? ternyata iso disambung2ke tekan kono ya??? he3..
takpikir cuma sekedar urusan roso thok..

tapi betul pak. bahwa ada dampak negatifnya. terutama bagi mereka yang masih belajar tentang profesionalisme.

Copyright © 2008 - Teater Sopo - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template