Sepuluh
hari berselang setelah dilaksanakannya Pentas Produksi XIX tanggal 19 November
2014 Rabu lalu. Disorientas mungkin jadi kata yang seminggu terakhir masih
sering diutarakan. Proses yang berlangsung kurang lebih selama lima bulan ini
bukanlah proses yang singkat. Banyak sukaduka yang terjadi sampai pada malam
itu pentas digelar dengan tatanan panggung yang apik, music yang berhasil
menggiring penonton merasakan semangat revolusi, dan dengan adegan tiap adegan
yang berhasil membawa penonton mengerutkan kening, pun juga tertawa terhibur.
Setelah
vakum menggelar pentas produksi selama kurang lebih 3 tahun akhirnya pada tahun
ini Teater SOPO berhasil menggelar pentas Produksi XIX dalam naskah “Sejatining
Prasetyaku” karya dan sutradara Rudyaso Febriadhi. Berbeda dengan pentas pentas
sebelumnya, pada pementasan kali ini seluruh pendialogan disajikan dengan
memakai bahasa jawa. Hal ini dilatar belakangi oleh semakin kurangnya
penggunaan bahasa jawa dikalangan anak muda yang saat ini justru lebih suka
memakai bahasa-bahasa gaul. Terlepas dari itu, pementasan yang berdurasi kurang
lebih 1 jam 45 menit ini berhasil menyajikan pertunjukan drama tentang seorang
aktivis yang berusaha menegakkan keadilan di negara yang sudah ruwet ini. Persahabatan, keluarga, bahkan
kisah cinta juga menjadi konflik yang tak bisa dihindari sampai pada sebuah
permainan yang didalangi oleh tokoh ‘bapak’ menjadi jawaban dari semua yang
terjadi.
Rasa
lega, puas, dan bahagia tidaklah berarti tanpa dukungan dari para penonton yang
sangat antusias terbukti dengan tiket yang habis terjual saat pementasan. Semangat
yang disajikan dalam setiap adeganpun bersinergi dengan padat dan penuhnya
venue penonton malam itu. Hingga pementasan berakhir senyum tawa bahagia
terlihat dari para pemain, artistic dan juga para penonton yang cukup puas
dengan pementasan.
Proses
kali ini memang sudah usai, euphoria pentas yang mungkin masih tersisa kini
beralih dengan rasa rindu akan kebersamaan yang telah dijalani cukup lama. Namun
satu yang perlu diingat bahwa masih banyak yang harus dipelajari dan jangan
pernah puas atas apa yang telah dicapai. Jangan pernah bosan untuk belajar dan
terus belajar untuk membuat karya yang lebih berkualitas dan baik lagi. Selamat
atas pementasan kali ini, terima kasih juga atas bantuan dari semua pihak yang
telah membantu. dan sampai jumpa di pementasan dan proses lainnya. Salam budaya!
Pentas
Produksi XIX :
KEPRODUKSIAN
Pimpinan
Produksi : Heri Santoso | Sekretaris : Miftahkhurohmah | Bendahara : Astri
Nugrahenni | Sponsorship : Herawan Wahyu | Dana Usaha & Tiketing : Chika
Aprilia | Publikasi : David Sanjaya | Konsumsi : Chelsa Muwady & Deka Cahya
| Dokumentasi : Arif N
ARTISTIK
Stage
manager : Hendro Wicaksono | Sie music : Ivan dhimas, Astri N, Dini A, Arie
Fadjar, David S, Heri S | Sie lighting : Linda Fitria | Sie make up Costume :
Chika Aprilia | Sie Setting : Danang Y | Multimedia : Ichlasul Akbar, Zanuar S
| Properti : Dimas P | PU : Edy Haryono, Inna Ratna, Agung Irawan
PEMAIN:
Prasetyo
: Dimas P | Bramantyo : Herawan WP | Lukman : Zanuar S | Laras : Deka CF | Mbah
Putri : Dhika P | Bu Haryoko : Arini | Bulik
Ranti : Chelsa M | Kinar : Khairunnisa R | BodyGuard 1 : Agung Nugroho | BodyGuard
2 : Arif N
1 komentar:
Tumben akhir kalimat ra nganggo "selamat, mohon maaf, terimakasih"? Hahaha.
Posting Komentar